Pelanggaran terhadap HAK WNI (Warga Negara Indonesia)

Standar

Nama : Dini Indah Saraswati

NPM : 22313576

Kelas : 2TB05

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

 

  1. Pelanggaran terhadap HAK WNI (Warga Negara Indonesia)

Saya mengambil contoh dari pelanggaran HAK Warga Negara Indonesia ( WNI ) adalah Pelanggaran HAM ( Hak Asasi Manusia) pada kasus Munir. Menurut saya kasus pelanggarang Munir menjelaskan bahwa Hak Warga Negara Indonesia untuk memperoleh kebenaran, pengakuan, jaminan, perlindungan, dan pengakuan hukum yang adil, serta mendapat keadilan dan perlakuan yang sama didepan hukum belum dipenuhi oleh pemerintah.

Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak asasi manusia merupakan hak yang bersifat asasi, artinya hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya. Jadi, hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Latar Belakang

Pada Desember 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan, berdasarkan keputusan presiden, sebuah tim pencari fakta independen guna menyelidiki kasus pembunuhan Munir. Tim Pencari Fakta berakhir masa tugasnya selama enam bulan pada 23 Juni 2005. Tim membuat laporan panjang dengan hasil dan rekomendasi terperinci, yang disampaikan kepada presiden.

Tim Pencari Fakta terdiri dari sejumlah orang mengesankan dari masyarakat sipil, pejabat polisi senior dan jaksa dari kantor Kejaksaan Agung. Investigasi dilakukan dengan dukungan kuat dari Presiden Yudhoyono, yang mengeluarkan instruksi kepada semua lembaga negara untuk bekerjasama penuh bagi penyelidikan.

Ketika Tim Pencari Fakta mengajukan panggilan kepada purnawirawan Letnan Jenderal Hendropriyono, yang menjabat kepala Badan Intelijen Negara pada saat pembunuhan Munir, dia menolaknya. Dia menuduh tim bertindak “arogan” dan melakulan “pembunuhan karakter.” Hendropriyono kemudian melaporkan pencemaran nama baik terhadap Usman Hamid dari KontraS dan Rachland Nashidik dari Imparsial. Saat ini mereka diselidiki karena melanggar pasal 310, 311 dan 335 dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Polisi mengeluarkan surat panggilan kepada Usman Hamid untuk diminta keterangan.

Temuan yang dilaporkan Tim Pencari Fakta mengidentifikasi pilot Garuda, PollycarpusPriyanto, sebagai tersangka utama dalam kasus ini. Pollycarpus diberi penugasan “keamanan penerbangan” khusus untuk bepergian dengan pesawat Garuda 974, yang dilakukannya hingga pemberhentian pertama, dari Jakarta menuju Singapura. Menurut janda Munir, Pollycarpus juga menelepon beberapa kali ke rumah untuk menanyakan rencana penerbangansuaminya. Saat para penumpang naik pesawat di Jakarta, Pollycarpus diduga kuatmenawarkan Munir untuk pindah kursi ke kelas bisnis.

Tim Pencari Fakta memeriksa catatan panggilan telepon Pollycarpus dan melacak beberapanomor yang dihubunginya, salah satunya kontak rahasia ke badan intelijen yang dipimpin purnawirawan Mayor jenderal Muchdi Purwoprajoyo, wakil direktur BIN. Laporan menunjukkan terdapat 26 panggilan dari saluran Muchdi, sebelum dan setelah kematian Munir, dan ada beberapa panggilan antara nomor ponsel Pollycarpus dengan Muchdi.

Muchdi, mantan kepala Kopassus, elit pasukan tempur militer Indonesia, mengundurkan diri dari Badan Intelijen Negara pada 2005. Dia menolak dua permintaan panggilan Tim PencariFakta untuk dimintai keterangan. Dia membantah telah melakukan percakapan via telepon dengan Pollycarpus, menyatakan teleponnya mungkin dipakai orang lain.

Pada 9 Agustus 2005, sidang terhadap Pollycarpus dimulai di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Domu P. Sihite, jaksa penutut umum, membacakan dakwaan terhadap Pollycarpus. Pollycarpus didakwa melakukan atau berpartisipasi dalam pembunuhan terencana Munir, baik sendiri atau bekerjasama dengan dua tersangka lain, Yeti Susmiarti dan Oedi Irianto,staf Garuda yang bertugas di pesawat yang ditumpangi Munir. Namun, dalam dakwaan terhadapPollycarpus, jaksa tidak menyebutkan temuan Tim Pencari Fakta, yang menunjukkanketerlibatan pegawai senior maskapai Garuda dan pejabat teras intelijen.

Pada pertengahan Agustus, harian Koran Tempo melaporkan polisi telah menangkap seorangtersangka kedua dalam kasus ini. Mereka mengidentifikasi tersangka sebagai Ery Bunyamin,penumpang kelas bisnis dalam pesawat yang sama ditumpangi Munir. Pada Desember 2005, Pollycarpus dinyatakan bersalah atas konspirasi pembunuhan terencana. Dia divonis 14 tahun penjara. Putusan ini dikuatkan pengadilan di tingkat banding pada April 2006.

Munir dikenal pendiri dan direktur KontraS, selain direktur Imparsial, organisasi HAM berbasis di Jakarta.

Kariernya sebagai advokat HAM dimulai di Surabaya pada 1989 , termasuk bertugas sebagaidirektur Lembaga Bantuan Hukum Semarang dan wakil ketua bidang operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Jakarta. Dia mewakili para korban dan aktivis pelanggaran HAM dalam kasus-kasus penting. Dia menjadi pembicara rutin untuk keadilandalam menghadapi intimidasi, termasuk ancaman pembunuhan. Pekerjaannya mencakupsegudang perkara hak asasi manusia di Indonesia, dari pelanggaran militer dan polisi Indonesia terhadap para aktivis buruh, dari kebal-hukum kejahatan HAM di Aceh, Timor Timur danPapua hingga hak-hak minoritas etnis Tionghoa di Indonesia.

Atas prestasinya, Munir meraih sejumlah penghargaan, termasuk Man of the Year pada 1998 yang diberikan majalah Muslim terkenal UMMAT, dan “young leader for the Millenium” olehAsiaweek pada 2000. Pada tahun yang sama dia juga menerima “The Right Livelihood Award”—dikenal “Penghargaan Nobel Alternatif”—untuk “keberanian dan dedikasinya dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan kontrol sipil atas militer di Indonesia.”

Munir Said Thalib Al-Kathiri.

munir-said

(Lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965 – meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004 pada umur 38 tahun) adalah pria keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.

Saat menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar. Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota Batu. Istri Munir, Suciwati, bersama aktivis HAM lainnya terus menuntut pemerintah agar mengungkap kasus pembunuhan ini.

Simbol Pejuang HAM

Bagi para pejuang HAM dan kaum miskin, Munir dikenal sebagai pahlawan. Tentu saja ini didasarkan atas sepak terjang Munir, pria yang memiliki nama lengkap. Munir Siad Thalib. Ia lahir dan dibesarkan di Malang, Jawa Timur 8 Desember 1965 melawan segala bentuk penindasan. Namanya melambung ketika mejabat koordinator Kontras–yang menyebabkan Prabowo kehilangan jabatan dari militer, dan pengadilan terhap kelompok Mawar–yang telibat dalam penculikan dan penghilangan orang.

Paska penhilangan orang, Munir tidak berhenti sampai disitu saja. Bahkan turut mendirikan beberapa lembaga kemudian Imparsial, sebuah lembaga yang didedikasikan untuk bekerja untuk meningkatkan kesadaran publik dan ikut serta berpartispsi memberikan pemikiran kebijakan dibidang hak asasi manusia.

Itulah sebabnya, beliau dijuliki sebagai human right defender. Atas perjuangan itu, Munir memperoleh sejumlah penghargaan, antara lain: Right Livelihood Award 2000, Penghargaan pengabdian bidang kemajuan HAM dan kontrol sipil terhadap militer Swedia, 8 Desember 2000. Penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan bergengsi dibidang HAM. Boleh jadi apa yang disuarakan Munir, memicu lahirnya TAP MPR pengahiran kekuasan militer berkiprah di politik dan bisnis, serta pemisahan TNI dan Polri. Ia juga dikenal oleh aktifis akti kekerasa, yang kemudian memperoleh penghargaan Mandanjeet Singh Prize, Unesco, untuk kiprahnya mempromosikan toleransi dan anti-kekerasan pada tahun 2000. Penghargaan lain adalah Yap Thian Hien Award ditahun 1998.

Kronologi Pembunuhan

Munir Said Thalib, akan melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. Pukul 21.30 WIB. Melalui pengeras suara, seluruh penumpang pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam dipersilakan petugas bandara naik ke pesawat.

Keberangkatan yang juga menjadi awal petaka kematian Munir tersebut dihiasi oleh kejadian-kejadian janggal di bandara. Menjelang Munir check in, kamera cctv mati dan tidak ada adegan yang bisa digambar. Anehnya, kamera cctv mati waktu itu mencapai 58 dari 60 kamera dan lainya sengaja dimatikan atau rekaman sengaja dihapus.

Beberapa waktu sebelum keberangkatan Munir, Pollycarpus berkali-kali menelpon ke rumah apa Munir jadi berangkat naik Garuda? Dan ketika saya bilang jadi berangkat kemudian ia diam. Ujar Suciwati, Istri Mendiang Munir.

Kecurigaan semakin terendus ketika pemimpin Kontras ini (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan setelah berpisah dengan rombongan, bertemu dengan seorang pilot yang berjabat tangan dan mengenalkan diri.

Setelah take off, penerbangan Garuda GA-974 meluncur ke udara menuju Amsterdam. Ditengah perjalanan seorang pramugari menawarkan sajian kepada Munir. Dia memesan mie goreng dan jus jeruk. Tak lama kemudian pesawat transit di Bandara Changi, Singapura.

Seorang penumpang dengan pesawat yang sama, Ibu Drupadi mengatakan, ketika itu wajah munir sangat pucat. Itu kira-kira jam setengah dua belas malam. Sesungguhnya saya mau mendekat, tapi Munir sedang berbicara dengan dua orang penumpang yang mau ke Amsterdam.

Pasca transit, pesawat kembali mengudara. Munir yang awalnya duduk di kelas bisnis kembali ke kelas ekonomi. Dia mulai mutah dan berkali-kali keluar masuk toilet.

Seorang pramugari melaporkan pada kapten pesawat bahwa ada penumpang yang sedang kesakitan. Lalu kapten menanyakan apakah ada penumpang yang bisa bantu. Dan akhirnya ada seseorang  yang mengaku dokter, memeriksa kondisi Munir dan menyuntikkan injeksi untuk menyembuhkannya. 3 jam sebelum Amsterdam, Munir menghembuskan nafas terakhirnya di dalam pesawat.

Kematian Munir terasa memilukan, tim Investigasi menduga karena adanya zat arsenik logam berat yang berada diatas tingkat kewajaran dan mematikan di dalam tubuh Munir. Kemungkinan racun dibubuhkan melalui makanan dan minuman yang diberikan kepada Munir.  Ditambah lagi, racun arsenik itu akan tambah makin parah kalau diberi injeksi dokter.

Kesimpulan dari Pelanggaran HAM ( Hak Asasi Manusia ) pada kasus Munir : 

Menurut saya Hak Asasi Manusia(HAM) merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh manusia dan tak ada satupun orang pun yang dapat mengganggu gugat, tidak terkecuali pemerintah. Jadi sudah sepatutnya pemerintah memberikan apa yang seharusnya rakyat miliki yang diantaranya adalah hak untuk mendapatkan keadilan, kebenaran, Hak hidup, Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, Hak mengembangkan diri, Hak memperoleh keadilan, Hak atas kebebasan pribadi, Hak atas rasa aman.

Dengan begitu kasus Munir harus menjadi pelajan pemerintah Indonesia agar lebih menghargai HAM itu sendiri. Masyarakat Indonesia juga memerlukan pemerintah yang lebih memahami lebih dari seluruh rakyat indonesia agar dapat menegakan HAM yang sebenar-benarnya. Dan dari saya pribadi berharap agar pemerintah indonesia dapat cepat menyelesaikan kasus pelanggaran HAM munir dengan seadil – adilnya, agar tidak ada kasus-kasus seperti ini lagi.

  1. Konstribusi Sebagai WNI dalam Membangun Bangsa dan Negara.

Menurut saya, sudah kewajiban seluruh rakyat Indonesia untuk lebih memperjuangkan  pembangunan Bangsa dan Negara, dari dahulu sampai sekarang. Demi kemajuan bangsa dan negara dalam melakukan terobosan – terobosan sikap kritis dan progresif seorang pemuda sangat diharapkan. dan mahasiswa juga dituntut supaya bisa mengikuti perkembangan zaman, mempunyai sikap kritis terhadap lingkungan, mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, dan masih banyak lainnya.

Kita sebagai mahasiswa jangan hanya sekedar menjadi pelajar, tetapi kita harus bisa mengembangkan potensi diri kita, mengembangkan jiwa sosial, dan juga kemampuan softskill dan hardskill. Dan juga harus memiliki jiwa yang nasionalisme serta karakter yang baik, karena disini dapat disimpulkan bahwa baik dan buruknya suatu bangsa adalah terletak didalam karakter orangnya.Dan yang paling utama yaitu mahasiswa harus bisa membawa negara ini kedalam perubahan yang lebih baik.

Sumber :

www.google.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Munir_Said_Thalib

http://tebuireng.org/kronologi-pembunuhan-munir/

http://www.hrw.org/ru/node/110029

http://politik.kompasiana.com/2012/09/07/munir-hak-asasi-manusia-dan-keadilan-491609.html

http://www.academia.edu/8908205/aktualisasi_dan_peran_mahasiswa_sebagai_solusi_terhadap_kondisi_bangsa

Tinggalkan komentar